Pages

Subscribe:

Minggu, 03 Juni 2012

PERKEMBANGAN POLA PIKIR MANUSIA


BAB I
PEMBAHASAN

PERKEMBANGAN POLA PIKIR MANUSIA

            Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai kelebihan jika dibandingkan dengan makhluk lain ( dilebihkan dengan ciptaan lain ) sebagaimana yang tercantum dalam Al-qur`an surah Al-isra :
70.



Artinya : “Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam. Kami angkat mereka didaratan dan dilautan. Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka denagn kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah ciptakan”.
            Dari ayat di atas tersebut dijelaskan bahwa manusia telah diberikan Allah kelebihan yang sempurna seperti akal manusia yang harus dipergunakan sebaik mungkin. Dengan kelebihan tersebut manusia dapat mengembangkan pikirannya baik lisan maupun tulisan. Karena dengan demikianlah manusia lebih berharga baik untuk dirinya walaupun lingkungannya.
            Perkembangan pola pikir manusia dapat dilihat bagaimana manusia tersebut menggunakan pikirannya mencari masalah dan menyelesaikan melalui pengalaman atau pengamatan. Kita ambil contoh dari permulaan kehidupan manusia pada masa kuno. Pada masa kuno untuk memuaskan diri mereka mencoba membuat jawaban sendiri. Misalnya apakah pelangi itu ? mereka tidak dapat menjawab, maka mereka mencoba menjawab dengan menyatakan bahwa pelangi adalah selendang para bidadari. Selanjutnya tentang mengapa gunung meletus, mereka juga mencoba menjawab, bahwa yang berkuasa sedang marah. Dari jawaban tersebut muncullah pengetahuan yang disebut berkuasa.
            Dengan menggunaka akal logika, muncullah pengetahuan yang berkuasa pada lautan, hutan dan seterusnya. Dan pengetahuan tersebut dengan mitos atau legenda. Mitos pada zaman dahulu masih bisa diterima, tapi dengan adanya kemajuan zaman, maka lahirlah pengetahuan baru dan metode pemecahan masalah tersebut secara alamiah, yang selanjutnya dikenal dengan metode Ilmiah ( scientific method ).[1]
            Seperti yang telah disebut diatas bahwa perkembangan pola pikir manusia ditandai dengan bagaimana manusia tersebut mencari masalah dan bagaimana menyelesaikannya sesuai dengan pengalaman dan pengamatannya. Perkembangan pola pikir manusia juga ditandai dengan adanya sifat unik manusia dan rasa ingin tahu.

A. Sifat Unik Manusia

            Jika, dibandingkan dengan makhluk lain, manusia memiliki kelebihan umumnya ciri-ciri :
  1. Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
  2. Mengadakan metabolisme atau pertukaran zat, yakni ada zat masuk dan keluar.
  3. Memberikan tanggapan terhadap ransangan dari dalam dan luar.
  4. Memiliki potensi untuk berkembang biak.
  5. Tumbuh dan bergerak.
  6. Berinteraksi dengan lingkungannya.
  7. Bila masanya akan mati.

Dengan adanya kelebihan yang dianugerahkan tersebut kiranya manusia dapat mempergunakannya dengan akal dan kemauannya, sehingga dengan adanya akal dan kemauan tersebut manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tingkat perkembangan pola pikir manusia ditandai dengan intuisi, inspirasi, intuisi khusus, instrik.
a.       Intuisi
Intuisi merupakan tingkat evolusi intelek yang menurut beberapa ahli filsafat dinamakan ketuhanan. Untuk memperoleh intuisi harus ditandai dengan tidak adanya rasa mementingkan diri sendiri. Karena pola pikir tersebut tidak akan berkembang kalau kita hanya mementingkan diri sendiri. Jadi, pengetahuan yang diperoleh dengan akal pada umumnya dibangun atas dasar-dasar intuisi ini. Jadi, intusi merupakan nama umum bagi kecakapan manusia yang tidak dapat dipahami oleh rasio ayau akal.
b.      Inspirasi
Inspirasi adalah fenomena akal yang berbeda dibawah pengaruh dan perintah budi. Biasanya orang yang mempunyai inspirasi yang cemerlang adalah para ilmuan, para ahli seni, syair dan lain-lain. Inspirasi menimbulkan suatu keadaan pada seseorang yang pikirannya seolah-olah disinari cahaya yang terang benderang.
c.       Intuisi Khusus
Semua orang dikaruniai intuisi. Namun demikian intuisi khusus ini pada umumnya terdapat pada para sarjana dan ahli-ahli filsafat di dalam usahanya mengembangkan ilmu pengetahuan. Tapi meskipun demikian intuisi khusus ini dapat dimiliki setiap orang asalkan pola pikir dikembangkan dengan sebaik mungkin.
d.      Instrik ( nafsu / dorongan )
Menurut Mac Dougali pada manusia terdapat bebrapa nafsu atau dorongan yang berupa dorongan instrik, yaitu :
1.      Instrik ibu bapak untuk membela dan memberikan makanan pada anaknya.
2.      Instrik suka berperang atau berkelahi untuk keselamatan atau pemeliharaan diri.
3.      Instrik keinginan hendak tahu, nafsu untuk menambah pengetahuan untuk kepentinagan pribadi.
4.      Instrik lapar, menangis, melarikan diri.
5.      Intrik kawan atau sosial, pemeliharaan diri dan kerendahan hati.
Dari pendapat Mac Dougali tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia intrik itu merupakan keadaan pembawaan yang mendorong jasad hidup supaya menunjukkan perhatiannya kepada suatu objek, atau juga ucapan.
Dari uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sifat unik manusia tersebut berbeda, ada yang mengembangkannya dengan pengalaman, ada juga dengan pengamatan dan lain-lain. Meskipun demikian sifat unik manusia akan menjadi berguna apabila dipergunakan dengan baik.

B. Rasa Ingin Tahu
            Pada mulanya manusia bersifat lemah, ( terlahir ke dunia ) dalam keadaan tidak mengetahui suatu apapun, kemudian Allah yang telah memberikan pengetahuan, pendengaran, penglihatkan, hati dan lain-lain.
            Sebagaimana tercantum dalam surah An-Nahl : 78



Artinya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati. Agar kamu bersyukur.

            Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa bersifat lemah dan setelah Allah memberikan berupa pendengaran, penglihatan dan hati tersebut maka manusia harus menggunakannya dengan sebaik mungkin demi kelangsunagn hidupnya. Dan segala sesuatu disekitarnya disebut rasa ingi tahu.
            Rasa ingin tahu mendorong manusia untuk melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban atas berbagai persoalan yang muncul di dalam pikirannya.[2]Rasa ingin tahu ini didorong oleh adanya akal budi yang selalu berkembang. Akal budi manusia tidak pernah puas dengan pengetahuan yang diperolehnya dan selalu timbul untuk menambah pengetahuan tersebut. Dengan adanya rasa ingi tahu tersebut menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri, baik untuk dirinya maupun lingkungannya.
            Sebenarnya setiap orang mempunyai rasa ingin tahu, meskipun kekuatan atau intensitasnya tidak semua sama dan bidang minatnyapun berbeda. Tiap individu atau kelompok mempunyai rasa ingin tahu, keinginantahuan ( curiosity ) berbeda diberbagai bidang dan rasa ingin tahu ini diperkuat atau diperlemah oleh keinginannya. Jadi, rasa ingin tahu manusia pada tiap saat berbeda dan dapat berubah-ubah menurut keadaan dan tidak mungkin setiap individu mempunyai rasa ingin tahu yang sama kuat terhadap segala fenomena yang ada.
            Rasa ingin tahu menyebabkan alam pikir manusia berkembang. Ada dua perkembangan alam pikir manusia yaitu :

1.      Perkembangan alam pikir manusia sejak zaman purba hingga sekarang
Rasa ingin tahu pada manusia ternyata belum dapat menjawab atas dasar pengamatan dan pengalaman saja. Sehingga untuk memuaskan jawabannya, maka timbullah rekaan. Pada zaman dahulu ( zaman purba manusia ) sudah menghadapi berbagai masalah, yang mendorong untuk mereka menyelidiki apa penyebab dan mengapa terjadi masalah tersebut dan apa akibatnya. Karena keterbatasan ilmu pengetahuan zaman tersebut mereka memberi jawaban sendiri dan timbullah rekaan. Misalnya terjadinya gerhana bulan. Karena tidak mendapatkan jawaban mereka menyangka terjadinya gerhana bulan karena dimakan raksasa, menurut mitosnya raksasa takut pada bunyi-bunyian, maka pada waktu gerhana bulan manusia memukul-mukul benda apa saja yang dapat menimbulkan bunyi, supaya raksasa itu takut dan memuntahkan kembali bulan purnama. Contoh lain adanya bunyi guntur dikira ditimbulkan oleh roda kereta yang dikendarai dewa melintas langit.
Dari peristiwa tersebut dan adanya jawaban yang direka-reka, pada waktu itu jawaban tersebut masih dapat diterima dan sangat berpengaruh bahkan sampai saat ini kepercayaan mitos tersebut masih belum sepenuhnya hilang. Mencari jawaban atas masalah tersebut jika dihubungkan dengan makhluk gaib disebut berpikir secara irasional. Tentu saja pengetahuan yang diperoleh secara irasional belum dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya.
Demikianlah  manusia pada zaman dahulu atau pada mitos menjawab keinginan tahuannya dengan menciptakan dongeng-dongeng atau mitos, karena alam pikirnya masih terbatas pada imajinasi atau intuisi.[3]
Karena ketidak puasan mitos dan cemakian berkembangnya ilmu pengetahuan alam manusia, maka terus mencari kebenaran yang lebih diterima oleh akal logika. Dan perkembangan alam pikir manusia itu berlangsung terus-menerus sampai sekarang dan akan berlanjut dimasa mendatang. Meskipun semua orang memiliki rasa ingin tahu, tapi tidak semua orang mampu dan mau mengadakan penyelidikan sendiri. Banyak yang sudah merasa puas dengan memiliki jalan pintas yaitu bertanya kepada orang lain yang telah mengadakan penyelidikan atau bertanya kepada orang lain yang lebih pandai : Jadi, dari tangan ( atau mulut ), kedua, ketiga dan seterusnya. Cara melalui jalan pintas inipun menyebabkan alam pikir manusia berkembang. Pengetahuan yang terkumpul ini diwariskan dari generasi kegenerasi dan selalu ditambah dengan pengetahuan yang baru didapat.

2. Perkembangan Alam Pikir Manusia Sejak Dilahirkan Sampai Akhir Hayat
            Alam pikiran seorang bayi yang baru lahir mengalami perkembangan yang hampir serupa. Ketika anak kecil mengamati lingkungan, muncul bermacam-macam pertanyaan di dalam pikirannya. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, anak kecil mengadakan penyelidakan sendiri atau bertanya kepada ibu, ayah, kakak atau orang lain yang mengasuhnya. Dengan demikian alam pikiran anak berkembang dengan pesat. Rasa ingin tahu seorang anak akan melemah, apabila orang-orang disekelilinya terlalu sibuk, terlalu malas atau terlalu bodoh untuk memuaskan rasa ingin tahu anak itu. Dengan demikian perkembangan alam pikir anak itu akan terhambat.
            Perkembangan alam pikiran dapat juga disebabkan oleh ransangan dari luar, tanpa dorongan dari dalam yang berupa rasa ingin tahu misalnya : orang-orang yang tinggal dekat hutan menyaksikan kebakaran hutan, orang yang sebenarnya tidak berminat dipaksa untuk mendengarkan ceramah. Sebab ekstrem semacam itu memang dapat menimbulkan perkembangan alam pikir manusia, tetapi hasil itu biasanya tidak mendalam dan tidak tahan lama. Tidak seperti perkembangan yang disebabkan oleh rasa ingin tahu. Jadi alam pikiran manusia berkembang terutama karena ada dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu.
            Jadi, rasa ingin tahu yang ,terus berkembang akan menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia. Dan rasa ingin tahu yang terdapat pada manusia menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang. Setiap hari mereka berhubungan dan mengamati benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sekitarnya. Pengamatan-pengamatan yang ditangkap melalui panca inderanya merupakan objek rasa ingin tahunya. Dan manusia tidak akan merasa puas jika belum memperoleh jawaban mengenai hal-hal yang diamatinya. Manusia juga akan berusaha mencari jawabannya dan untuk itu mereka harus berpikir. Rasa ingin tahunya terus terlanjut. Bukan hanya apanya saja yang ingin di ketahui jawabannya, tetapi juga jawaban dari bagaimana dan kemudian berlanjut mengapa tentang hal-hal yang bersangkutan dengan benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang diamatinya.[4]

BAB III
PENUTUP



A. Kesimpulan

  1. Manusia diberikan Allah kelebihan jika dibandingkan dengan makhluk lain, berupa akal pikiran. Dan dari akal pikiran tersebut manusia dapat mengembangkannya dengan adanya rasa ingin tahu yang kuat.
  2. Perkembangan pola pikir manusia ditandai dengan adanya intuisi, inspirasi, Intuisi khusus, dan instrik.
  3. Dengan adanya perkembangan pola pikir manusia yang terus menerus akan menghasilkan pengetahuan dan teknologi yang lebih baru.

DAFTAR PUSTAKA


Aly, Abdullah, dkk. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara, 1993.

Jasin, Makoeri. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1997.

Mas`ud, Ibnu, dkk. Ilmu Alamiah Dasar. Bandung : CV Pustaka Setia, 1998.

Badia, Maulia. Diktat Ilmu Alamiah Dasar. Padangsidimpuan, 1992.



[1]Maskoeri Jasin. Ilmu Alamiah Dasar, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1997 ), hal. 3
[2]Abdullah Aly, dkk. Ilmu Alamiah Dasar, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1993 ), hal. 3
[3]Ibid. hal. 7
[4]Ibnu Mas`ud, dkk. Ilmu Alamiah Dasar, ( Bandung : CV Pustaka Setia, 1998 ), hal. 11

0 komentar:

Posting Komentar