Pages

Subscribe:

Kamis, 07 Agustus 2014

CURHAT BERSAMA IMAM ALI

Kumpulan Pengaduan Dan Keluhan Imam Ali as Dalam Nahjul Balaghah

Penduduk Kufah Yang Tidak Setia

“Ya Allah, Tuhanku, mereka letih dengan saya dan saya letih dengan mereka. Tukar mereka bagi saya dengan yang lebih baik, dan tukarlah saya bagi mereka dengan yang lebih buruk. Ya Allah, larutkanlah hati mereka seperti garam larut dalam air. Demi Allah, saya berhasrat kiranya saya hanya mempunyai seribu orang berkuda Bani Firas ibn Ghanm” (seperti kata sang penyair):
Bila kaupanggil, mereka datang padamu Berkuda seperti awan musim panas.
(Sesudah itu Amirul Mukminin turun dari mimbar).[1]

Apa Yang Aku Dapatkan Dari Umat

“Saya sedang duduk ketika tidur menyusuli saya. Saya melihat Rasulullah saw muncul di hadapan saya, lalu saya berkata, "Ya Rasulullah, betapa besar kebengkokan dan permusuhan yang harus saya hadapi dari manusia." Rasulullah saw menjawab, "Mohonlah (kepada Allah) agar keburukan menimpa mereka." Tetapi saya katakan, "Semoga Allah akan menggantikan mereka bagi saya dengan yang lebih baik, dan menggantikan saya bagi mereka dengan yang lebih buruk."”[2]

Kecelakaan Bagi Kalian

“Celaka bagi Anda. Saya telah capai mencela Anda. Apakah Anda menerima kehidupan duniawi ini sebagai ganti kehidupan yang akan datang? Atau kehinaan sebagai ganti kehormatan? Bilamana saya mengundang Anda berjihad melawan musuh Anda, mata Anda berputar seakan-akan Anda berada dalam cengkeraman maut, dalam ketidaksadaran di saat-saat terakhir. Permohonan saya tidak Anda pahami, dan Anda hanya terpukau. Seakan-akan hati Anda dipengaruhi kegilaan sehingga Anda tidak mengerti. Anda telah menghilangkan kepercayaan saya untuk selamanya. Tidaklah Anda merupakan suatu dukungan bagi saya untuk diandalkan, bukan pula sarana bagi kehormatan dan kemenangan. Anda ibarat unta-unta yang kehilangan pelindungnya, sehingga apabila mereka dikumpulkan dari satu sisi mereka tersebar menjauh dari sisi lain…”[3]

Hatiku Dipenuhi Darah Dari Kalian

“Semoga Allah memerangi Anda; Anda telah mengisi hati saya dengan nanah dan memuat dada saya dengan keberangan. Anda membuat saya meminum tegukan-tegukan penuh kesedihan satu demi satu…”[4]

10 Orang Dari Kalian Dengan 10 Orang Dari Mu’awiyah

“Demi Allah, saya ingin Mu'awiah bertukaran dengan saya seperti dinar dengan dirham sehingga ia mengambil dari saya sepuluh di antara Anda dan memberikan kepada saya satu dari mereka.
Wahai penduduk Kufah, saya telah mengalami dalam diri Anda tiga hal dan dua lainnya: Anda tuli walaupun Anda bertelinga, bisu walaupun bercakap, buta walaupun bermata. Anda bukan pendukung yang sebenarnya dalam pertempuran, dan bukan pula sahabat yang dapat diandalkan dalam kesedihan.”[5]

Wahai Orang-orang Yang Celaka Apa Yang Kalian Nantikan?

“Saya berhadapan dengan manusia yang tidak menaati bila saya perintahkan, dan tidak menyahut bila saya memanggilnya. Celakalah Anda! Apa yang Anda nantikan untuk bangkit pada Jalan Allah? Tidakkah iman menggabungkan Anda bersama-sama atau rasa malu membangunkan Anda? Saya berdiri di antara Anda sambil berteriak, tetapi Anda tidak mendengarkan perkataan saya, dan tidak menaati perintah-perintah saya…”[6]
Di Manakah Saudara-saudaraku?
“Di manakah saudara-saudara saya yang mengambil jalan (yang benar) dan melangkah dalam kebenaran? Di manakah 'Ammar?[7]Di manakah Ibn  at-Tayyihan?[8] Di mana Dzusy-Syahadatain?[9] Dan di manakah yang lain-lain seperti mereka di antara para sahabat tnereka yang telah membaiat sampai mati dan yang kepalanya (yang tertebas) dibawa kepada musuh yang keji?”[10]
Kemudian Amirul Mukminin menggosokkan tangannya ke janggutnya yang mulia lalu menangis dalam waktu lama.[11]
Apa Yang Diinginkan Usman Dariku?
Ketika Utsman ibn Affan dikepung, Abdullah ibn Abbas membawa sepucuk surat kepada Amirul Mukminin dari Utsman di mana ia mengungkapkan keinginan agar Amirul Mukminin pergi ke kebunnya Yanbu' supaya usul yang sedang diperbincangkan untuk menjadikannya khalifah mereda. Atasnya Amirul Mukminin berkata kepada Ibn Abbas:
“Wahai Ibn Abbas! Utsman hanya hendak memperlakukan saya sebagai unta penarik timba air agar saya maju dan mundur dengan ember. Sekali ia mengirim pesan bahwa saya harus pergi, kemudian ia mengirim pesan bahwa saya harus kembali. Sekarang, lagi ia mengirim pesan kepada saya supaya saya pergi. Demi Allah, saya terus melindunginya sampai saya takut kalau-kalau saya menjadi pendosa.”[12] [IG/www.balaghah.net]

0 komentar:

Posting Komentar