PNGEMBANGAN PESERTA DIDIK
LAYANAN BIMBINGAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
Di buat oleh:
Kelompok 11
Sainda sulaeman ( 111060359)
Wargi iskandar (111060063)
Ibnu (111060231)
Ruyati (111060385)
Universitas swadaya gunung jati
Cirebon
2011/2012
KATA PENGANTAR
Makalah ini berjudul layanan bimbindan dan konseling di sekolah. Tujuan utama makalah ini guna memenuhi kewajiban kami terhadap dosen yang menugaskan kami untuk membuat makalah ini , tujuan kedua yaitu agar penilis dan pembaca memehami tentang materi ini yang akan di presentasikan di depan kelas.
Bagi kita yang akan menjadi seorang guru maka makalah ini cukup bermanpaat karena didalamnya ada meteri-materi yang cocok untuk seorang guru.
Demikian makalah yang kami buat kurang lebihnya kami mohon maaf.
Cirebon, 24 Maret 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………… ii
BAB I : PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG………………………………………………………………………………. 1
- RUANG LINGKUP………………………………………………………………………………… 1
- TUJUAN……………………………………………………………………………………………… 1
BAB II : PEMBAHASAN
BAB III : PENUTUP
- KESIMPULAN………………………………………………………………………………………
- SARAN………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………….
LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bimbingangan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan sistem pendidikan khususnya di sekolah; guru sebagai salah satu pendukung unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah.
Karena hal tersebut maka kami mengankat tema ini,karena bimbingan konseling di sekolah itu penting.
1.2 ruang lingkup
untuk memperkecil topik yang kami bahas maka kami memperkecil ruang di sekolah.karena banyaknya arti atau masalah konseling baik yang di keluarga maupun yang lainnya.
1.3 tujuan
tujuan kami membuat makalah ini yaitu atas tugas dosen, dan juga untuk memberikan ilmu yang saya terima setelah saya selesai menyelesaikan tugas ini dengan baik dan benar. Sehingga kita semua tahu tentang bimbingan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A. pengertian konseling
mengenai konseling jones memberikan pendapatnya yang diambil dari pendapat bordin sebagai berikut:
“counseling is the process of aiding an individual to solve his problems through the medium of the interview” (1963).
Disamping itu blum dan balinsky mengajukan pendapat:
“counseling is the solution to an individuals problem” (19973)
Dalam contoh-contoh tersebut dapat dikemukakan bahwa konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah dengan interview.
Dengan uraian tersebut di atas akan lebih jelas apa yang dimaksud dengan konseling jones membedakan antara guidance dan counseling. Tetapi blum dan balinsky menyamakan arti guidance dan counseling.
Namun demikian sehubungan dengan hal tersebut di atas akan lebih jelas antara guidance dan counseling memang ada, tetepi ada juga segi yang berbeda.persamaannya adalah bantuan dari seorang dengan yang lain,sedangkan pembedanya ialah”
a. Konseling merupakan salah satu teknik bimbingan (jones , 1963)
b. Dalam konseing tidak adanya masalah yang akan di pecahkan oleh konselor atau klien
c. Konseling pada prinsipnya dijalan kan secara individu , face to face
(walgito,19980).
B. Latar belakang diperlukannya bimbingan dan konselingdi sekolah
Seperti telah di paparkan di muka bahwa dalam bimbingan dan konseling seperti halnya dalam kegiatan lain, adanya hal yang mendorong yang mengapa bimbingan dan konseling itu diperlukan. Hal ini akan menambanh pengertian dan keyakinan bahwa hal tersebut memeng benar-benar diperlukan. Dengan mengetahui hal-hal yang mendorong atau yang melatar belakangi, akan lebih mementapkan tentang kegiatan-kegiatan tersebut.
Ada beberapa hal yang melatar belakangi mengapa diperlukan bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu :
a. Latar belakang sosial cultural
Perkembangan zaman (globalisasi) menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri, informasi dsb. Akibatnya ialah berbagai permasalahan yang dihadapi oleh individu, misalnya, pengangguran, syarat-syarat pekerjaan, penyesuaian diri, jenis dan kesempatan pendidikan, perencanaan dan pemilihan pendidikan, masalah hubungan sosial, masalah keluarga, keuangan, masalah pribadi, dsb. Walaupun pada umumnya masing-masing individu berhasil mengatasi dengan sempurna, sebagian lain masih perlu mendapatkan bantuan.
b. Latar belakang pedagogis
Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah, pendidikan diartikan sebagai suatu usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Sedangkan tujuan pendidikan sebagaimana dikemukakan dalam GBHN adalah: “Untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.
c. Latar belakang psikologis
Setiap individual memiliki psikologis yang berbeda maka dari itu perlu adanya bimbingan dan konseling.
Selain itu Ada tiga hal pokok yang menjadi latar belakang perlunya bimbingan dilihat dan segi pendidikan.
• Pertama adalah dilihat dan hakikat pendidikan sebagai suatu usaha sadar dalam mengembangkan kepribadian. Hal ini mengandung implikasi bahwa proses pendidikan menuntut adanya pendekatan yang lebih luas dari pada sekedar pengajaran. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan pribadi melalui layanan bimbingan dan konseling.
• Kedua, pendidikan senantiasa berkembang secara dinamis dan karenanya selalu terjadi perubahan perubahan dan penyesuaian dalam komponen-komponennya. Menghadapi perkembangan ini para siswa sebagai subjek didik memerlukan bantuan dalam penyesuaian diri melalui layanan bimbingan.
• Ketiga, pada hakikatnya guru mempunyai peranan yang tidak hanya sebagai pengajar,tetapi lebih luas dari itu, yaitu sebagai pendidik. Sebagai pendidik, maka guru seyogyanya dapat menggunakan pendekatan pribadi dalam mendidik para siswanya. Pendekatan pribadi ini diwujudkan melalui layanan bimbingan.
C. Teori-teori konseling
a. Pendekatan psikonalisis
Pengertian psikoanalisis mencakup tiga aspek:
1. Sebagai metode penelitian proses-proses psikis,
2. Sebagai suatu teknik untuk menghadapi gangguan-gangguan psikis
3. Sebagai teori kepribadian.
b. Proses konseling
Sesuai dengan alirannya, maka setiap kegiatan konseling di warnai oleh filsafat dan teori yang di anut oleh kegiatan konseling itu. Demikian pula aliran psikoanalisis mempunyai cara tersendiri dalam kegiatan konseling atau terapinya. Berikut ini akan di uraikan garis-garis besar proses konseling psikoanalisis dengan jabaran , a. tujuan konseling , b. fungsi dan peranan konselor, c. hubungan konselor dank lien, d. teknik dan proses konseling.
a. tujuan konseling
tujuannya yaitu untuk membentuk kembali struktur kepribadian klien dengan jalan mengembalikan hal yang tidak disadari menjadi sadar kembali.dari sinilah tugas guru-guru mengembalikan kepercayaan diri dari siswanya.
b. Fungsi konselor
Memberikan pengarahan atau saran-saran kepada klien. Dalam hal ini konselor yaitu guru sedangkan kliennya yaitu siswanya.
c. Proses konseling
Secara sistematis proses konseling yangdi kemukakan dalam uruta fase-fase konseling dapat di ikuti proses berikut ini.
§ Membina hubungan antara guru dengan siswa,
§ Tahap yang sulit pada siswa yaitu saat ia sukar mengemukakan masalahnya ,dan melakukan transferasi,
§ Adanya keter bukaan terhadap guru dan siswanya,
§ Kemudian memikirkan solusi dan memberikan solusi yang akan diambil oleh siswa.
d. Teknik konseling
§ Asosiasi bebes,yaitu siswa diupayakan untuk menjernihkan dan mengikis alam pikirnya dari alam pengalaman dan pemikiran sehari-hari, sehingga siswa mudah mengungkapkan pengalaman masa lalunya.
§ Interpretasi, yaitu teknik yang digunakan oleh guru untuk menganalisa asosoasi bebes,mimpi,ristensi,dan transferansi klien.
§ Analisis mimpi, yaitu yaitu suatu teknik untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan memberikan sisawa untuk menilik masalah-masalah yang belum terpecahkan.
§ Analisis resistensi, yaitu analisis untuk menyadarkan siswa terhadap alas an-alasan terjadinya resistensi.
§ Analisis transferansi, yaitu proses pengungkapan dari siswa terhadap gurunya.
D. Pola organisasi bimbingan konseling di sekolah
E. Masalah Penyesuaian Diri dan Kelainan Tingkah Laku
o Kegiatan atau tingkah laku pada hakikatnya merupakan cara pernenuhan kebutuhan. Banyak cara yang dapat ditempuh individu untuk memenuhi kebutuhannya, baik cara-cara yang wajar maupun yang tidak wajar, cara-cara yang disadari maupun yang tidak disadari. Yang penting untuk dapat memenuhi kebutuhan ini, individu harus dapat menyesuaikan antara kebutuhan dengan segala kemungkinan yang ada dalam lingkungan, disebut sebagai proses penyesuaian diri. Individu harus menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan baik lingkungan sekolah, rumah maupun masyarakat.
o Proses penyesuaian diri ini banyak sekali menimbulkan berbagai masalah terutama bagi diri individu sendiri. Jika individu dapat berhasil memenuhi kebutuhannya sesuai dengan lingkungannya dan tanpa menimbulkan gangguan atau kerugian bagi lingkungannya, hal itu disebut “adjusted” atau penyesuaian yang baik. Dan sebaliknya jika individu gagal dalani proses penyesuaian diri tersebut, disebut “maladjusted” atau salah suai.
o Dalam hal ini sekolah hendaknya memberikan bantuan agar setiap siswa dapat menyesuaikan diri dengan baik dan terhindar dan timbulnya gejala-gejala salah suai. Sekolah hendaknya menempatkan diri sebagai suatu lingkungan yang memberikan kemudahan-kemudahan untuk tercapainya penyesuaian yang baik.
o Di atas telah dikatakan bahwa jika individu gagal dalam memperoleh penyesuaian diri, maka ia akan sampai pada suatu situasi salah suai. Gejala-gejala salah suai ini akan dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku yang kurang wajar atau yang sering disebut sebagai bentuk kelainan tingkah laku.
F. Masalah belajar
o Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar rnerupakan kegiatan inti. Sebagaimana telah dikemukakan di atas, pendidikan itu sendiri dapat diartikan sebagai bantuan perkembangan dengan melalui kegiatan belajar. Secara psikologis belajar dapat diartikan sebagai suatu proses memperoleh perubahan tingkah laku untuk memperoleh pola pola respons yang baru yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara efisien.
o Dalam proses belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri maupun bagi pengajar. Beberapa masalah belajar, misalnya bagamana menciptakan kondisi yang baik agar perbuatan belajar berhasil, memilih metode dan alat-alat yang tepat sesuai dengan jenis dan situasi belajar, membuat rencana belajar bagi siswa, menyesuaikan proses belajar dengan keunikan siswa, penilaian hasil belajar, diagnosis kesulitan belajar, dan sebagainya. Bagi siswa sendiri, masalah-masalah belajar yang mungkin timbul misalnya pengaturan waktu belajar, memilih cara belajar, menggunakan buku-buku pelajaran, belajar berkelompok, mempersiapkan ujian, memilih mata kuliah yang cocok, dsb.
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
o Uraian di atas, menjelaskan bahwa perlunya layanan bimbingan di sekolah adalah berlatarbelakangkan tiga aspek. Pertama adalah aspek lingkungan, khususnya lingkungan. sosial kultural, yang secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi individu siswa sebagai subjek didik, dan sekolah sebagai lembaga pendidikan. Sebagai akibat dari lingkungan pengaruh sosial-kultural ini, maka individu memerlukan adanya bantuan dalam perkembangannya, dan sekolahpun memerlukan pendekatan khusus. Bantuan dan pendekatan yang diperlukan adalah layanan bimbingan dan konseling.
o Aspek yang kedua adalah lembaganya itu sendiri yaitu pendidikan yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan kepribadian subjek didik. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang dilaksanakan secara tuntas baik dalam proses kegiatannya maupun tindak dan para pelaksana nya yaitu guru sebagai pendidik. Untuk menuntaskan pendidikan, diperlu kan adanya layanan bimbingan dan konseling.
o Aspek ketiga adalah yang menyangkut segi subjek didik sebagai pribadi yang unik, dinamik dan berkembang, memerlukan pendekatan dan bantuan yang khusus melalui layanan bimbingan dan konseling.
o Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aspek lingkungan (sosial kultural) pendidikan, dan siswa (psikologis) merupakan latar belakang perlunya layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
- SARAN
Dalam proses belajar mengajar dia tidak hanya memakai pendekatan instruksional tetapi juga melalui pendekatan pribadi (personal approach) dgn demikian dia dituntut utk memahami siswa secara mendalam sehingga dia dapat membantu dlm keseluruhan proses belajarnya. Sbg ‘director of learning’ guru sekaligus berperan sebagai pembimbing dlm proses belajar siswanya. Yg harus dilakukan guru ialah sbb:
• 1) mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individu maupun kelompok;
• 2) memberikan informasi-informasi yang diperlukan dalam proses belajar;
• 3) memberikan kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya;
• 4) membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya;
• 5) menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar