Pages

Subscribe:

Senin, 28 Juli 2014

CIREBON DAN SYIAH

Mazhab Syiah dalam Sejarah Cirebon

Beberapa waktu lalu saya membaca buku "Nagarakretabhumi" oleh Drs. Atja dan Prof. Ayatrohaedi. Buku ini menerjemahkan dan membahas tentang naskah kuno "Nagarakretabhumi" karya Pangeran Arya Carbon tahun 1720.

Buku ini berisi sejarah Jawa dan perkembangan Islam, termasuk keberadaan mazhab Syiah Dua Belas Imam. Orang yang pertama kali menyebarkan mazhab Syiah di tanah Jawa adalah Syaikh Lemah Abang atau Syaikh Abdul Jalil (SAJ). Beliau berdarah Arab dan lahir di Malaka. Beliau masih kerabat Syaikh Nurjati (Syekh Datul Kahfi) di Cirebon dan Sunan Ampel di Surabaya.

Perlu diketahui, pada abad 15, pesantren pertama di Jawa Barat ada di Karawang yang dipimpin oleh Syaikh Quro yang bermazhab Hanafi. Pesantren berikutnya didirikan di Cirebon di bawah pimpinan Syaikh Nurjati yang bermazhab Syafii (tokoh ini jangan disamakan dengan Sunan Gunung Jati yang baru hidup beberapa waktu kemudian). Dua syaikh ini masih berkerabat dan sama2 berdarah Arab.

Ketika remaja, SAJ bertolak dari Malaka ke Persia untuk belajar agama Islam. Kemudian ia bermukim di Bagdad, dan kemudian menetap di Cirebon bersama Syaikh Nurjati. SAJ dan Syaikh Nurjati adalah saudara sepupu.

Selama di Cirebon, SAJ berdakwah ke mana2, hingga sampai ke Demak. Tak heran beliau memiliki banyak pengikut. Tokoh2 lokal Cirebon, juga Demak, menjadi santrinya. Adipati Pengging, Kebo Kenongo, salah satunya.
Cerita berikutnya hingga wafatnya SAJ karena dihukum oleh Dewan Wali Sanga, tentu sudah sama2 kita ketahui.

Yang menarik, penulis naskah itu juga menginformasikan bahwa Sunan Kalijaga serta Raden Sutawijaya (leluhur Kerajaan Mataram) adalah penganut Syiah! Sunan Kalijaga merupakan "musuh besar" dalam debat teologis dgn SAJ. Tapi begitu SAJ wafat, menurut naskah ini, Sunan Kalijaga mengikuti jejak SAJ.

Saat ini di lingkungan keraton Cirebon, rutin diadakan selamatan dengan membuat bubur tiap 10 Muharram.

Demikianlah, sekedar berbagi cerita tentang munculnya mazhab Syiah dalam sejarah Cirebon, menurut naskah kuno "Nagarakretabhumi".
Wallahu alam...

0 komentar:

Posting Komentar