Sabtu, 23 November 2013
Lebih Jauh Mengenai Penelitian Eksperimen
Lebih Jauh Mengenai Penelitian Eksperimen
Written by Ari Julianto
I. Pengertian
Umumnya penelitian eksperimen (experimental research) diartikan sebagai suatu penelitian yang meneliti pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan sebagaimana Alsa (2004) menyatakan. Sejalan dengan itu, Borg & Gall (1983), menyatakan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang paling dapat diandalkan keilmiahannya (paling valid), karena dilakukan dengan pengontrolan secara ketat terhadap variabel-variabel pengganggu di luar yang dieksperimenkan.
Manurut Hadi (1985) penelitian eksperimen adalah riset atau penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Selanjutnya, Sugiyono (2011) mengatakan bahwa metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Menurut Sukardi (2011), penelitian eksperimen dalam bidang pendidikan dibedakan menjadi dua yaitu penelitian di dalam laboratorium dan di luar laboratorium.
Sejalan dengan hal tersebut, Latipun (2002) mengemukakan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati. Penelitian eksperimen pada prisipnya dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship).
Sehubungan dengan subjek dalam pendidikan adalah siswa, penelitian yang paling banyak dilakukan adalah di luar laboratorium. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa keunggulan yang dimiliki oleh penelitian di luar laboratorium, diantaranya:
1. variabel eksperimen dapat lebih kuat;
2. lebih mudah dalam memberikan perlakuan;
3. dapat melakukan setting yang mendekati keadaan sebenarnya; dan
4. hasil eksperimen lebih aktual.
Selain itu, penelitian eksperimen juga lebih cocok dilakukan dalam bidang pendidikan. Hal ini dikarenakan dua alasan sebagai berikut:
1. metode pengajaran yang lebih tepat disetting secara alami dan dikomparasikan di dalam keadaan yang
tidak bias;
2. penelitian dasar dengan tujuan menurunkan prinsip umum teoritis ke dalam ilmu terapan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah
II. Karakteristik Penelitian Eksperimen
Menurut Ary (1985), ada tiga karakteristik penting dalam
1. Variabel bebas yang dimanipulasi
2. Variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar tetap konstan
3. Observasi langsung oleh peneliti
Karakteristik lainnya adalah:
1. Metode eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang dianggap paling dapat menguji hipotesis hubungan sebab-akibat, atau paling dapat memenuhi validitas internal.
2. Metode eksperimen merupakan rancangan penelitian yang memberikan pengujian hipotesis yang paling ketat dibanding jenis penelitian yang lain.
3. Metode eksperimen merupakan penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap dampaknya dalam kondisi yang terkendalikan.
Ciri khas yang membedakan penelitian eksperimen dengan penelitian yang lain:
a. Satu atau lebih variabel bebas dimanipulasi (kondisinya dibuat berbeda, misal: treatment dan non-treatment)
b. Semua variabel lainnya, kecuali variabel perlakuan (variabel bebas), dikendalikan (dipertahankan tetap).
c. Pengaruh manipulasi variabel bebas (pemberian perlakuan) terhadap variabel terikat diamati, dengan asumsi karena diberi perlakuan yang berbeda maka akan berdampak yang berbeda pula.
d. Adanya komparasi, sehingga perlu penyamaan antara kelompok yang akan dikenai perlakuan dengan kelompok yang tidak dikenai perlakuan (dua kelompok yang akan dibandingkan tersebut harus komparabel).
III. Tujuan Penelitian Eksperimen
Untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Selanjutnya, tindakan di dalam eksperimen disebut treatment, dan diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang akan dinilai/diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang dimaksud dengan menilai tidak terbatas pada mengukur atau melakukan deskripsi atas pengaruh treatment yang dicobakan tetapi juga ingin menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut jika dibandingkan dengan kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.
IV. Syarat-syarat Penelitian Eksperimen
Wilhelm Wundt dalam Alsa (2004) mengemukakan syarat-syarat sebagai berikut:
1. peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan melakukan penelitian;
2. penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang sama;
3. peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang diteliti sesuai dengan yang dikehendakinya;
4. diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang diberi perlakukan (experimental group).
V. Proses Penelitian Eksperimen
Menurut Gay (1982) prosesnya antara lain:
1. Permasalahan yang signifikan untuk diteliti.
2. Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3. Pembuatan atau pengembangan instrumen.
4. Pemilihan desain penelitian.
5. Eksekusi prosedur.
6. Melakukan analisis data.
7. Memformulasikan simpulan.
VI. Bentuk-bentuk Desain Penelitian Eksperimen
Menurut Sugiyono (2011) terdapat beberapa bentuk desain eksperimen, yaitu:
1. pre-experimental (nondesign) yang meliputi
a. one-shot case study
Ini dimaksudkan untuk menunjukkan kekuatan pengukuran dan nilai ilmiah suatu desain penelitian.
X O
Perlakuan terhadap variabel independen Pengamatan atau pengukuran terhadap variabel dependen
(Treatment of independent variable) (Observation or measurement of dependent variable)
b. One group pretestposttest
Perbedaan dengan desain pertama adalah, untuk the one group pretest-posttest design, terdapat pretest sebelum diberi perlakuan, hasil perlakuan dapat diketahui dengan lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
O1 X O2
Pretest Treatment Posttest
Pengaruh perlakuan: O1 – O2.
c. the static-group comparison.
Ini menggunakan satu group yang dibagi menjadi dua, yang satu memperoleh stimulus eksperimen (yang diberi perlakuan) dan yang lain tidak mendapatkan stimulus apapun sebagai alat kontrol. Masalah yang akan muncul dalam desain ini adalah meyangkut resiko penyeleksian terhadap subjek yang akan diteliti. Oleh karena itu, grup tersebut harus dipilih secara acak.
X O1
__________________________________ O2
O1: hasil pengukuran satu grup yang diberi perlakuan, dan
O2: hasil pengukuran satu grup yang tidak diberi perlakuan.
Pengaruh perlakuan: O1 – O2.
2. true-experimental
Ini mempunyai ciri utama yaitu sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Atau dengan kata lain dalam true experiments pasti ada kelompok kontrol dan pengambilan sampel secara random.
a. pretest-posttes control group design
Dalam desain ini terdapat dua grup yang dipilih secara random kemudian diberi pretest untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara group eksperimen dan group kontrol.
R O1 X O2
R O3 O4
Pengaruh perlakuan adalah: (O2 - O1) - (O4 - O3).
b. posttest-only control group design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Grup pertama diberi perlakuan (X) dan grup yang lain tidak.
R X O1
R O2
3. factorial experimental
Desain merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan terhadap hasil. Semua grup dipilih secara random kemudian diberi pretest. Grup yang akan digunakan
untuk penelitian dinyatakan baik jika setiap kelompok
memperoleh nilai pretest yang sama.
4. Quasi experimental
Quasiexperiments disebut juga dengan eksperimen pura-pura. Bentuk desain ini merupakan pengembangan dari trueexperimental design yang sulit dilaksanakan.
Desain ini mempunyai variabel kontrol tetapi tidak digunakan sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Bentuk-bentuk quasiexperiments antara lain:
a. Time Series Design
Ciri desain ini adalah grup yang digunakan tidak dapat dipilih secara random.
b. Nonequivalent control group design
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, tetapi pada desain ini group eksperimen maupun group kontrol tidak dipilih secara random.
Referensi
Alsa, Asmadi. 2004. Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dalam Penelitian Psikologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ary, D., Jacob, L.C. and Razavieh, A. 1985. Introduction to Research in Education.New York: Holt, Rinehart and Winston.
Gay, L.R. 1983. Educational Research Competencies for Analysis & Application. Ohio: A Bell & Howell Company.
Hadi, Sutrisno. 1985. Metodologi Research Jilid 4. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.
Latipun. 2002 Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.
Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.Jakarta: PT Bumi Aksara.
Dan berbagai sumber lainnya.
Label:
Jenis Riset
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar