Pages

Subscribe:

Rabu, 25 September 2013

Teori Ilmiah

                                         Teori Ilmiah

        Written by Ari Julianto


Umumnya sebuah teori mengandung dugaan, spekulasi, anggapan, proposisi, hipotesis, penjelasan, model dan sebagainya. Asal kata Teori dari Bahasa Yunani theorein yang berarti mengamati, mempertimbangkan dan kata bendanya theoría berarti pemerhatian, pengamatan atau observasi.

1. Pengertian Teori

Dalam beberapa kamus, kata teori didefinisikan sebagai berikut:
- Tim redaksi (2008: 1684) 1. Pendapat yg didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi; 2. penyelidikan eksperimental yg mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi;  3. Asas dan hukum umum yg menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan; 4. pendapat, cara, dan aturan untuk melakukan sesuatu.

- Editorial Team (7389) teori adalah (1) a. pengetahuan yang terorganisir sistematis dalam beragam keadaan luas khususnya sistem asumsi, prinsip yang diterima serta prosedur peraturanyang dipakai untuk menganalisis, memprediksi atau menjelaskan hakikat sebuah fenomena tertentub. (2) Alasan abstrak, spekulasi. (3) suatu keyakinan yang membimbing tindakan atau bantuan untuk memhamai atau menilai sesuatu.(4)suatu asumsi yang didasarkan pada informasi atau pengetahuan terbatas.

2. Unsur-unsur Teori
Di dalam sebuah teori terdapat unsur-unsur yang mengikutinya.
(1) Konsep (Concept)
Sebuah ide yang diekspresikan dengan simbol atau kata. Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu objek. Melalui konsep diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikiran melalui sebuah istilah. Konsep merupakan ide abstrak yang digunakan untuk mengklasifikasi objek-objek yang biasanya dinyatakan dalam suatu istilah kemudian dituangkan dalam contoh dan bukan contoh, sehingga seseorang dapat mengerti konsep dengan jelas. Dengan konsep maka seseorang dapat menggolongkan dunia sekitarnya menggunakan konsep itu.

Konsep itu sendiri dapat digolongkan menjadi tiga bentuk:
a. Ilata
Konsep yang masih sangat umum dan memiliki makna yang sangat luas, misalnya "Sekolah Tinggi"

b. Abstrakta
Konsep yang memiliki makna yang lebih sempit bila dibandingkan dengan ilata "Sekolah Tinggi", misalnya “Ilmu Manajemen dan Informatika”.

c. Konkreta
Konsep yang memiliki makna lebih spesifik bila dibandingkan dengan yang lainnya, misalnya adalah "Jurusan Administrasi" dari Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen dan Informatika.

(2) Ruang Lingkup (Scope)
Sebuah konsep ada yang bersifat abstrak dan yang bersifat kongkret. Teori dengan konsep-konsep yang abstrak dapat diaplikasikan terhadap fenomena sosial yang lebih luas, dibanding dengan teori yang memiliki konsep-konsep yang kongkret.

(3) Keterkaitan (Relationship)
Bagaimana konsep-konsep saling berhubungan dengan menyatakan sebab-akibat atau proposisi. Proposisi adalah sebuah pernyataan teoritis yang memperincikan hubungan antara dua atau lebih variable, memberitahu kita bagaimana variasi dalam satu konsep dipertangggung jawabkan oleh variasi dalam konsep yang lain.

2. Klasifikasi Teori Berdasarkan Dimensi
Menurut Bordens dan Abbott(2008), teori dapat diklasifikasikan menjadi tiga dimensi, antara lain:
(1) Aspek kuantitatif dan kualitatif
(2) Tingkat Deskripsi, dan
(3) Ruang Lingkup atau Domain

3. Pengertian Teori Ilmiah

a. Menurut Ary, et al (2000), teori ilmiah adalah suatu himpunan pengertian (construct atau concept) yang saling berkaitan, batasan, serta proposisi yang menyajikan pandangan sistematis tentang gejala-gejala dengan jalan menetapkan hubungan yang ada di antara variable-variabel, dan dengan tujuan untuk menjelaskan serta meramalkan gejala-gejala tersebut.
b. Teori ilmiah adalah sebuah set proposisi yang terdiri dari konsep-konsep yang telah didefinisikan secara jelas.
c. Teori ilmiah adalah penjelasan mengenai hubungan antar konsep atau variabel.
d. Teori ilmiah adalah penjelasan mengenai fenomena-fenomena dengan cara menspesifikasikan hubungan antar variabel.

4. Kegunaan Teori Ilmiah dalam Penelitian
a. Sebagai acuan dalam pengkajian suatu masalah.
b. Sebagai dasar dalam merumuskan kerangka teoritis penelitian.
c. Sebagai dasar dalam merumuskan hipotesis.
d. Sebagai informasi untuk menetapkan cara pengujian hipotesis.
e. Untuk mendapatkan informasi historis dan perspektif permasalahan yang akan diteliti.
f. Memperkaya ide-ide baru.
g. Untuk mengetahui siapa saja peneliti lain dan pengguna di bidang yang sama.

5. Hubungan teori ilmiah dengan fakta
a. Fakta memprakarsai teori ilmiah.
b. Fakta memformulasikan kembali teori-teori ilmiah.
c. Fakta dapat dijadikan dasar untuk menolak teori ilmiah.
d. Fakta memperjelas teori ilmiah.


Referensi
Ary, Jacobs, dan Razavieh. 2000. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. (Alih Bahasa : Arief Furchan).Surabaya : Usaha Nasional.
Bordens, Kenneth S. and Bruce B. Abbott. 2008. Research Design and Methods A Process Approach. New York:McGraw-Hill.
Editorial Team. 1992. The American Heritage Dictionary of The English Language. Third Edition. Boston: Houghton Miffin.
Tim Redaksi. 2008. Kamus Bahasa Indonesia.Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional

Semoga pembahasan kali ini bermanfaat bagi kita semua. Amien.

0 komentar:

Posting Komentar